Akuntansi telah menjadi salah satu disiplin ilmu tertua di dunia. Menurut catatan sejarah, akuntansi pertama kali muncul pada zaman Mesir Kuno sekitar tahun 2920 SM. Pada dasarnya, akuntansi adalah seni pencatatan berbagai transaksi keuangan. Dalam konteks keilmuan, akuntansi adalah disiplin pengetahuan yang diterapkan baik oleh individu maupun perusahaan dalam mengelola informasi keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi pun mulai berkembang di Indonesia. Berikut ini adalah sejarah akuntansi di dunia dan Indonesia.
Sejarah Akuntansi di Dunia
Era Mesir Kuno
Pada zaman Mesir Kuno, akuntansi digunakan untuk keperluan perdagangan. Orang-orang Mesir Kuno mencatat transaksi mereka pada lembaran daun. Data sejarah menunjukkan adanya pembukuan yang ditulis dalam bahasa Arab. Mereka melakukan perhitungan laba atau rugi dengan cara menghitung barang yang mereka bawa saat berlayar dan barang yang dibawa kembali setelah selesai berlayar. Selain itu, terdapat gudang-gudang untuk menyimpan berbagai barang berharga seperti emas, gandum, permata, tekstil, dan hewan ternak. Transaksi mengenai barang-barang ini juga dicatat secara tertulis.
Era Babilonia
Pada era Babilonia, bangsa Babilonia menggunakan tablet tanah liat untuk mencatat berbagai informasi akuntansi. Tablet tersebut berisi catatan mengenai jumlah uang, barang, nama pihak yang memberi dan menerima, serta tanggal transaksi. Terdapat pula tablet yang mencatat arus keluar dan tablet laba yang berisi informasi mengenai penerimaan laba, pihak yang menerima laba, alasan penerimaan laba, dan tanggal penerimaan laba. Selain itu, terdapat juga catatan mengenai produksi dan obligasi yang mencatat informasi mengenai jumlah dan dasar komoditas yang dipinjamkan, tingkat bunga, nama pihak yang meminjamkan dan yang meminjam, waktu pembayaran, metode pembayaran, saksi, dan tanggal.
Era China Kuno
Di era China Kuno, akuntansi digunakan untuk mengevaluasi efisiensi program dan pelaksanaan program yang dibuat. Penggunaan akuntansi mencapai puncaknya pada masa Dinasti Chao (1122-256 SM).
Era Yunani Kuno
Di era Yunani Kuno, terdapat bukti penggunaan akuntansi dari dokumen pada masa kepemimpinan Alexander Agung pada abad ke-4 SM. Dokumen tersebut berisi transaksi seperti peminjaman uang atau aktiva lainnya yang diterima oleh kepala departemen. Catatan ini mencatat transaksi kas dan aktiva lainnya seperti makanan, minyak, baju, serta arus masuk dan keluar. Item dan total pengeluaran kemudian dikelompokkan dalam satu catatan.
Era Romawi Kuno
Pada era Romawi Kuno, bukti tentang penggunaan akuntansi masih terbatas. Namun, beberapa literatur menyebutkan bahwa orang-orang Romawi membentuk organisasi dan administrasi. Terdapat memo atau catatan kecil yang berisi tentang penerimaan dan pengeluaran serta kode yang mirip dengan buku kas yang dimasukkan setiap bulan.
Munculnya Ilmu Akuntansi
Setelah berabad-abad lamanya, pada tahun 1494, seorang matematikawan Italia bernama Luca Pacioli menerbitkan buku berjudul Summa de Aritmetica, Geometria, Proportioni et Proportionalita yang mengandung sistem pembukuan berpasangan. Buku ini menjadi cikal bakal ilmu akuntansi modern. Setelah buku tersebut dipublikasikan, ilmu akuntansi mulai diterapkan di Italia dan menyebar ke seluruh dunia. Oleh karena itu, Luca Pacioli dianggap sebagai Bapak Akuntansi Dunia. Perkembangan pesat dalam akuntansi terjadi setelah Perang Dunia
Sejarah Akuntansi di Indonesia
Di Indonesia, sejarah akuntansi dimulai sejak zaman kerajaan. Namun, belum ada bukti yang dapat memperkuat pernyataan tersebut. Penerapan akuntansi modern di Indonesia dimulai pada masa kolonial Belanda. Pada akhir abad ke-16, Belanda mendirikan organisasi dagang bernama VOC di Indonesia. Pada sekitar tahun 1642, praktik akuntansi sudah mulai berkembang di Indonesia.
Setelah VOC bangkrut pada akhir abad ke-18, kekuasaan diambil alih oleh Kerajaan Belanda dan berbagai perusahaan Belanda mulai beroperasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan ini menerapkan sistem pencatatan berbasis debit dan kredit dalam praktik dagang untuk kepentingan Belanda.
Perkembangan yang signifikan dalam akuntansi baru terjadi setelah undang-undang tentang sistem tanam paksa dihapuskan pada tahun 1870. Pada tahun 1907, seorang anggota organisasi akuntan Belanda bernama Van Schagen dikirim ke Indonesia untuk menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan.
Sejak saat itu, penerapan akuntansi terus berkembang di Indonesia. Frese & Hogeweg adalah kantor akuntan publik pertama yang beroperasi di Indonesia pada tahun 1918, diikuti oleh kantor akuntan H.Y. Voerens. JD Massie merupakan orang Indonesia pertama yang bekerja di bidang akuntansi dan diangkat sebagai pemegang buku untuk jawatan akuntan pajak pada masa kemerdekaan. Setelah kemerdekaan Indonesia, tenaga akuntan mengalami kemerosotan.
Pada tahun 1947, hanya ada seorang akuntan di Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari. Kursus-kursus untuk mendidik tenaga di bidang akuntansi baru dilanjutkan pada tahun 1950-an. Pendidikan akuntansi dimulai dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1952, yang kemudian diikuti oleh universitas-universitas lainnya. Penggunaan istilah “akuntan” secara resmi diakui setelah dikeluarkannya Undang-Undang No. 34 tahun 1954.
Pada tanggal 23 Desember 1957, didirikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang merupakan organisasi yang menghimpun para akuntan di Indonesia. Utomo Josodirdjo merupakan tokoh penting dalam perubahan sistem tata buku dari model Belanda ke sistem akuntansi modern di Indonesia dan diakui sebagai Bapak Akuntansi di Indonesia.